Games Untuk Belajar Bahasa Inggris Lebih Menyenangkan
Jenis (permainan) Games untuk belajar bahasa Inggris atau games untuk mengajar agar proses belajar lebih menyenangkan. Karena dengan permainan, kosa kata bahsa Inggris akan lebih mudah menempel di ingatan terutama untuk anak. Di bawah ini adalah kumpulan permainan atau game edukasi yang dapat diberikan guru sambil belajar bahasa Inggris untuk membantu anak belajar menjadi lebih menyenangkan dan interaktif.
- Game aksi
Anak-anak meniru gerakan yang disebutkan dalam cerita. Misalnya, dalam kasus “Ulat Sangat Lapar” oleh Eric Carle (dapat diunduh dari situs web pribadi Eric Carle) (lihat teks lengkap dan lampiran seminar tentang morfologi fisik buku), metamorfosis kupu-kupu dapat dikonfirmasi sebagai berikut: meningkat. , Lakukan hal berikut:
Telur: Mintalah anak-anak berjongkok dengan lutut dan membungkus diri mereka seperti telur.
Caterpillar: Bergerak dan berputar seperti ulat.
Kepompong: Merangkak ke kantong tidur dengan kain warna yang berbeda (atau menggantinya dengan salon jika tidak tersedia).
Kupu-kupu: Anak-anak keluar dari dalam vagina, mengepakkan kain berwarna cerah, seperti kupu-kupu yang baru keluar dari kepompongnya.
- What’s missing?
Game ini dapat digunakan untuk menghafal kosakata yang baru dipelajari / disebutkan dalam cerita, tetapi tidak dalam “menghafal tradisional”. Caranya adalah dengan menggunakan gambar yang direkatkan ke papan. Jumlah foto dapat disesuaikan dengan jumlah siswa, tetapi harus dibatasi hingga 10. Dorong anak-anak untuk melihat dan mengingat gambar. Kemudian mintalah mereka untuk memejamkan mata saat mengambil gambar di papan tulis. Kemudian buka mata Anda lagi dan minta mereka menyebutkan apa yang hilang dari Anda. Tanyakan, “Apa yang saya lewatkan?” Kemudian pertanyaan lanjutan kepada salah satu anak, “Apakah dia benar?” Jika Anda memiliki banyak siswa di kelas Anda, bagilah mereka menjadi dua kelompok dan tim akan bergiliran melakukan langkah-langkah di atas. Setiap kali anak-anak tim menjawab dengan benar, tim mendapat 1 poin.
- Simon says
Contoh: “Kata Simon, tunjukkan buah prem itu!” “Kata Simon, taruh buah prem itu” “Kata Simon, masukkan jeruk ke dalam bola basket”
- Hide and Seek
Satu anak diminta meninggalkan kelas sementara yang lain menyembunyikan sesuatu. Anak kemudian diminta untuk kembali dan menebak di mana barang itu disembunyikan. Contoh: “Are you under the table?” Kegiatan ini dapat digunakan untuk melatih penggunaan kata depan dan kata benda.
- Miming
Seorang anak dapat melakukan binatang, bekerja, atau apa pun yang dia inginkan, teman-teman lain harus menebak apa yang mereka tunjukkan. Contoh: “Ini…..?” “Kamu…?”
- Bingo
Siapkan gambar dan gantung di papan tulis. Selanjutnya, siapkan kisi-kisi (tabel berisi 9 kotak / 3X3). Imbaulah anak-anak untuk memilih beberapa gambar di papan tulis dalam kotak yang tersedia. Setiap kotak mempunyai gambar yang berbeda. Setelah selesai, tunjuk secara acak salah satu gambar di papan tulis dan katakan, “Ini adalah …”. Anda perlu membuat anak-anak melihat meja Anda, katakan “Saya punya satu …” ketika Anda memiliki gambar, dan kemudian ucapkan kotak seperti kertas / kubus. menutupi. Anak yang berhasil menutup semua kotak adalah pemenang dari permainan bingo ini.
- Whisper Race
Anak-anak dibagi menjadi beberapa tim. Satu anak di setiap tim diberikan daftar kata-kata untuk diingat dan dibisikkan kepada teman-teman di balik kata-kata itu. Kemudian anak berikutnya harus melakukan hal yang sama sampai anak terakhir dalam tim. Kemudian anak terakhir harus melihat daftar asli dan membandingkan apa yang hilang atau diubah.
- Market Game
Anak memulai permainan ini dengan kata-kata “Saya pergi ke pasar dan membeli kue”. Anak berikutnya perlu menambahkan objek lain ke pernyataan untuk melanjutkan. “Saya pergi ke pasar dan membeli kue dan kue coklat.” Lakukan hal yang sama untuk anak berikutnya. Kesimpulan Mengajarkan bahasa Inggris kepada anak membutuhkan kegiatan yang menyenangkan melalui permainan, tetapi harus diperhatikan agar tidak terjerumus ke dalam “yang terpenting anak senang dan sibuk”. Selalu memperhatikan proses pembelajaran dan pemerolehan bahasa yang dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, termasuk rencana pembelajaran yang direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan latar belakang dan tingkat kebugaran jasmani siswa.